"Kick Off K-SIGN: Proyek Garam Rp. 2 Trilliun Dimulai dari Desa Matasio NTT"

Rote Ndao — Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono, meresmikan Kick Off Pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Desa Matasio, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (3/6). Kawasan strategis ini akan berdiri di atas lahan seluas lebih dari 10 ribu hektare dan menjadi salah satu proyek industri garam terbesar di Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, terkait pembangunan modeling lahan garam. Langkah ini menandai komitmen kuat pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong pengembangan ekonomi garam nasional berbasis wilayah timur Indonesia.
“Saya bersyukur dan senang sekali. Dari kunjungan kami bersama para Bupati dan Wali Kota se-NTT ke Jakarta setelah pelantikan, hasilnya sudah datang. Ini termasuk yang tercepat dan paling konkret — kita kedatangan Menteri KKP dengan membawa berkat,” ungkap salah satu pejabat daerah dengan penuh antusias. Ia menambahkan bahwa persoalan utama NTT ada dua: terang dan garam. “Urusan PLN dan garam adalah urusan Menteri KKP. Jadilah terang dan garam dunia. Kalau dua hal itu sudah datang, kami yakin NTT akan jauh lebih sejahtera.”
Dalam sambutannya, Menteri KKP menyampaikan bahwa kawasan K-SIGN ini akan terdiri dari 10 zona produksi, dengan target produksi mencapai 200 ton per hektare per tahun. Zona pertama diharapkan sudah mulai berproduksi pada Maret 2026. Terkait pendanaan, Menteri Trenggono menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung proyek ini. Nilainya tidak tanggung-tanggung — total mencapai Rp2 triliun. Pada tahap pertama akan digelontorkan dana sebesar Rp750 miliar, kemudian disusul tahun kedua dengan Rp1 triliun lebih, dan sisanya dilanjutkan di tahun ketiga.
Target besar dari pembangunan K-SIGN adalah untuk memenuhi stok garam nasional sebesar 5 juta ton, di mana dari kawasan ini ditargetkan dapat menyumbang lebih dari 2,6 juta ton garam per tahun. Tak hanya berfokus pada produksi, proyek ini juga diharapkan memberikan dampak sosial-ekonomi yang besar. Menteri Trenggono menegaskan bahwa proyek tambak garam ini akan membuka lapangan kerja secara masif, dengan estimasi serapan tenaga kerja antara 26.600 hingga 50.000 orang, baik di sektor hulu maupun hilir industri garam.-- (noprianto jnonews)
Lebih baru Lebih lama