Kontroversi Pencopotan Kepala Bulog Kediri, Ini Pernyataan Tegas Imam Mahdi



KEDIRI, Jnonews.com – Perubahan mengejutkan terjadi di Perum Bulog Kantor Cabang Kediri. Imam Mahdi, yang menjabat sebagai kepala, tiba-tiba dicopot dari posisinya.  

Alasan di balik keputusan ini diduga berkaitan dengan kinerjanya dalam penyerapan gabah petani yang dinilai kurang optimal. Keputusan tersebut langsung menimbulkan tanda tanya di kalangan pemilik penggilingan padi yang selama ini menjadi mitra Bulog.  

Mereka merasa heran dengan pencopotan ini, mengingat serapan gabah yang dilakukan Bulog Kediri justru yang tertinggi di Jawa Timur.  

Bulog Kediri Memimpin dalam Serapan Gabah

Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Kediri, Beny Setyawan, mengungkapkan bahwa serapan gabah di Kediri telah mencapai 38 persen. Angka ini bahkan menjadikannya yang tertinggi dibandingkan wilayah lain di Jawa Timur.  

Sebagai mitra Bulog, pengusaha penggilingan selalu menerima gabah yang dikirimkan, tanpa menolak meskipun kondisi gabah bervariasi. Namun, kendala muncul ketika Bulog harus menyerap gabah dengan kualitas apa pun, termasuk yang memiliki kadar air tinggi.  

Menurut Beny, agar proses pengeringan berjalan optimal, kadar air ideal dalam gabah seharusnya berkisar 27–28 persen. Namun, sejak Februari, gabah yang diterima dari Bulog memiliki kadar air mencapai 33 persen, yang berdampak pada efisiensi proses pengeringan.  

Kapasitas Mitra Bulog dan Keheranan atas Pencopotan

Saat ini, Bulog Kediri bekerja sama dengan 14 mitra penggilingan, dengan total kapasitas pengeringan mencapai 500 ton per hari. Oleh karena itu, keputusan pencopotan Imam Mahdi cukup mengejutkan bagi para mitra, terutama karena hingga saat ini mereka masih terus menerima pasokan gabah dari Bulog. (Redaksi: Danang W Jnonews)

Lebih baru Lebih lama