JNO PASURUAN | Di tengah dinginnya malam Desa Toyaning, terik semangat pemberantasan narkoba justru membara. Yayasan GAMAN SEMERU INDONESIA (GSI) bersama Bakesbangpol Jatim dan BNNK Pasuruan hadir dalam launching Majelis Palenggahan Askoro Agung, Sabtu malam (12/7), yang sekaligus jadi medan tempur simbolik untuk perang melawan narkoba hingga ke akar rumput.
Ketua GSI, Dadang Buana SH, menegaskan: “Narkoba tak cuma merusak tubuh, tapi juga meruntuhkan akal dan masa depan. Edukasi tak boleh hanya di kota, desa pun harus terang benderang dari bahaya ini!”
Sebagai Wakil Ketua DPD KAI Jatim, Dadang berkomitmen membawa penyuluhan anti-narkoba masuk ke ruang-ruang komunitas hingga pesantren. Menurutnya, satu kalimat pencerahan bisa jadi penyelamat satu generasi.
BNNK: Narkoba Adalah Kejahatan, Bukan Sekadar Kebiasaan
Arif Andi Hisbudin, S.Kom dari BNNK Pasuruan, dalam penyuluhannya menampar kesadaran publik: “Jangan anggap narkoba hanya soal halusinasi. Ia adalah pintu neraka yang membuka depresi, kerusakan otak, hingga kecenderungan bunuh diri.”
Cak Andi pun mengingatkan bahwa siapa pun yang bermain dengan narkoba, berarti sedang menantang hukum. “Kita butuh masyarakat yang berani, yang tidak menutup mata terhadap aktivitas mencurigakan.”
Menurutnya, forum seperti ini jauh lebih strategis dari razia: “Kalau kami datang ke tempat hiburan malam, artinya sudah operasi. Tapi di sini, kita bicara pencegahan yang sadar dan menyentuh nurani.”
Bakesbangpol Jatim: Tangkal Narkoba Lewat Kenduri dan Jiwa Nasionalis
Mewakili Gubernur Jawa Timur, Nurul Ansori, S.Pd, M.Kes. dari Bakesbangpol Jatim menyampaikan bahwa semangat kebangsaan dan cinta tanah air harus dirajut bersamaan dengan perang terhadap narkoba.
“Generasi muda jangan dilepas begitu saja. Merangkul mereka lewat forum-forum sosial, spiritual, dan edukatif adalah satu-satunya cara selamatkan masa depan negeri ini,” tegasnya.
Program Bakesbangpol seperti kenduri kebangsaan dan wawasan nasionalisme disiapkan sebagai vaksin sosial bagi generasi muda agar kebal terhadap rayuan narkoba.
Askoro Agung: Dari Ngopi Hingga Revolusi Ruhani
Majelis Askoro Agung bukan sekadar forum ngopi bareng. Dipimpin oleh Gus Ahmad Taufik Arafat, majelis ini menyentuh aspek terdalam masyarakat: ruh dan jasad.
Lewat terapi wiritan dan pendekatan spiritual, Askoro Agung menjadi benteng moral yang pelan-pelan menyembuhkan masyarakat dari miras dan narkoba.
“Nama Askoro Agung kami ambil dari bahasa Sanskerta, artinya Cahaya Agung. Simbol bulan dan bintang jadi penerang jalan kehidupan,” ujar Gus Arafat.
Dengan cita-cita membentuk pondok pesantren dalam dua tahun ke depan, Askoro Agung hadir bukan sebagai seremoni kosong, tapi cahaya gerakan perubahan dari akar.
Catatan Redaksi: Majelis Palenggahan Askoro Agung membuktikan bahwa perang melawan narkoba tak harus selalu dengan senjata dan razia. Terkadang, secangkir kopi, sepenggal wirid, dan suara nurani jauh lebih tajam dari bilah pedang hukum.
JNO NEWS Mengabarkan