JNO Surabaya | Banyu Urip kembali bikin geger! Untuk kesekian kalinya, proyek drainase box culvert yang membiayai dana kelurahan di Kecamatan Sawahan diduga penuh kejanggalan. Seolah olah publik lagi-lagi dipaksa menyaksikan proyek tanpa papan informasi, pekerja tanpa K3, dan pengerjaan yang jauh dari standar RAB.
Tim media JNO News yang meninjau langsung ke lokasi, tepatnya di RW 03 RT 04 Banyu Urip Kidul, menemukan fakta yang mencengangkan: tak ada papan nama proyek yang seharusnya dipasang sebagai wujud transparansi. Padahal, papan tersebut wajib berisi detail kontrak, nilai anggaran, sumber dana, hingga pelaksana kegiatan. Tanpa itu, masyarakat praktis menjadi buta dan rawan jadi ladang manipulasi.
Lebih parahnya lagi, pekerja di lapangan yang mengaku pengawas proyek hampir tidak pernah gagal. “Kadang pagi, kadang siang, kadang sore nengok sebentar terus hilang,” ungkap salah seorang pekerja dengan nada getir. Kondisi ini semakin memperkuat dugaan bahwa pekerjaan asal-asalan ini sengaja dibiarkan tanpa kendali.
Saat dikonfirmasi, petugas kelurahan bernama Huda justru melempar bola panas. “Saya tidak tahu, tanyakan saja ke pak lurah,” ujarnya. Namun, jawaban Lurah Banyu Urip, Dedi, tak kalah janggal. Lewat pesan singkat, ia hanya mengatakan, “Kami cek di lapangan dan masih terkonfirmasi.” Jawaban yang terdengar lebih seperti tameng, bukan solusi.
Publik tentu kecewa. Bagaimana mungkin dana kelurahan yang bersumber dari uang rakyat justru dikelola dengan cara yang menimbulkan kualitas? Alih-alih transparansi, yang muncul justru dugaan praktik korupsi.
Atas temuan ini, awak media JNO News berencana melaporkan kasus tersebut ke dinas terkait, inspektorat, kejaksaan, hingga kepolisian. Sebab, ada indikasi kuat dana kelurahan Banyu Urip telah diselewengkan. Jika benar terbukti, ini bukan sekadar proyek drainase bermasalah—melainkan skandal korupsi yang harus diselesaikan! (berita jno merah ys)
